UNSUR ESTETIKA DAN ERGONOMIS DARI BAHAN LUNAK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Mata Pelajaran Prakarya dengan judul “UNSUR ESTETIKA DAN ERGONOMIS
DARI BAHAN LUNAK“ ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas kami menyampaikan terima kasih
yang tak terhingga kepada kedua orangtua penyusun, Bapak /Ibu guru dan
teman-teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk
moril maupun materiil untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya
bagi para pembaca. Amin.
Haurgeulis, Desember
2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.......................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kerajinan dari Bahan Lunak......................................... 2
2.2 Perencanaan
Proses Produk Kerajinan dari Bahan Lunak.............. 2
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kerajinan Bahan Lunak adalah suatu kerajinan yang
bahan dasar pembuatannya bersifat lunak baik alami maupun buatan. Benda
kerajinan merupakan bagian dari karya seni rupa yang dibuat dengan keterampilan
manual. Ada dua bentuk kerajinan yaitu dua dan tiga dimensi. Kerajinan Dua Dimensi
hanya dapat dilihat dari satu arah dan biasanya tidak memiliki volume sedangkan
Kerajinan Tiga Dimensi yaitu kerajinan yang dapat dilihat dari berbagai arah
dan biasanya memiliki volume. Dari segi fungsi kerajinan bahan lunak dibagi
menjadi dua fungsi yaitu fungsi pakai dan fungsi hias.
Dalam Makalah ini penulis akan membahas tentang
Perencanaan Proses Produk kerajianan dari bahan lunak
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengertian kerajinan dari bahan lunak?
2. Bagaimana
Perencanaan Proses produk kerajinan dari bahan lunak?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian kerajinan dari bahan lunak
2. Untuk
mengetahui Proses Perencanaan produk kerajinan dari bahan lunak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kerajinan dari Bahan Lunak
Kerajinan dari bahan lunak merupakan produk kerajinan
yang menggunakan bahan dasar yang bersifat lunak, beberapa bahan lunak yang
digunakan dalam pembuatan produk kerajinan, yaitu seperti berikut:
•
Bahan
Lunak Alami
Bahan lunak alami adalah bahan lunak yang diperolah
dari alam sekitar dan cara pengolahannya juga secara alami tidak dicampur
maupun dikombinasi dengan bahan buatan. Contoh bahan lunak alami yang kita
kenal adalah tanah liat, serat alam,dan kulit.
•
Bahan
Lunak Buatan
Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan
yang diolah menjadi lunak. Beragam karya kerajinan dari bahanlunak buatan dapat
dibuat berdasarkan bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan bisa berupa
bubur kertas, gips, fiberglas, lilin, sabun, spons, dan sebagainya
2.2 Perencanaan
Proses Produksi Kerajinan dari Bahan Lunak
Unsur Estetika
dan Ergonomis Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
4 ergonomis
kerajinan bahan keras - karya kerajinan
dari bahan lunak
4. Unsur
Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Pembuatan produk
kerajinan harus memperhatikan unsur estetika dan ergonomis.
a. Unsur
Estetika
Unsur estetika
sering kita kenal dengan istilah keindahan. Keindahan adalah nilai-nilai
estetis yang menyertai sebuah karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai
pengalaman estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap objek seni atau
dapat pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki unsur keindahan.
Nilai-nilai
keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki prinsip: kesatuan
(unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan (balance), dan kontras (contrast)
sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun
rasa senang.
b. Unsur
Ergonomis
Unsur ergonomis
karya kerajinan selalu dikaitkan dengan aspek fungsi atau kegunaan. Adapun
unsur ergonomis karya kerajinan adalah seperti berikut:
1. Keamanan
(security) yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan produk kerajinan
tersebut.
2. Kenyamanan
(comfortable), yaitu kenyamanan apabila produk kerajinan tersebut digunakan.
Barang yang enak digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan
adalah produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang tinggi.
3. Keluwesan
(flexibility), yaitu keluwesan penggunaan.
Produk kerajinan
adalah produk terap/pakai, yaitu produk kerajinan yang wujudnya sesuai dengan
kegunaan atau terapannya. Produk terap/pakai dipersyaratkan memberi kemudahan
dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam
penggunaannya.
5. Motif Ragam
Hias pada Produk Kerajinan dari Bahan Lunak Indonesia sangat kaya dengan
keragaman produk kerajinan dengan berbagai macam ragam hias yang tersebar
diseluruh tanah air. Ragam hias Nusantara pada umumnya memiliki muatan nilai
tradisi dengan kekhasan dan keragamannya masing-masing.
Di samping
perbedaan-perbedaan terdapat pula persamaanpersamaannya, misalnya jenis,
bentuk, motif hias, pola susunan, pewarnaan, bahkan nilai simbolisnya.
Berbagai motif
ragam hias yang dapat digunakan untuk menghias karya kerajinan antara lain
seperti berikut.
a. Motif Realis
Motif realis
ialah motif yang dibuat berdasarkan bentukbentuk nyata yang ada di alam sekitar
seperti bentuk tumbuhtumbuhan, bentuk hewan atau binatang, bentuk batu-batuan,
bentuk awan, matahari, bintang, bentuk pemandangan alam.
Prakarya dan
Kewirausahaan 15
b. Motif
Geometris
Motif geometris
ialah motif yang mempunyai bentuk teratur dan dapat diukur menggunakan alat
ukur. Contoh: bentuk segi empat, segitiga, lingkaran, kerucut, dan silinder.
Motif geometris merupakan motif tertua dalam ragam hias karena sudah dikenal
sejak zaman prasejarah. Motif geometris berkembang dari bentuk titik, garis,
atau bidang yang berulang dari yang sederhana sampai dengan pola yang rumit.
Hampir di seluruh wilayah Nusantara ditemukan motif ini. Motif hias geometris
antara lain meander, pilin, lereng, banji, kawung,jlamprang, dan tumpal.
a. Motif
Dekoratif
Pengertian
dekoratif adalah menggambar dengan tujuan mengolah suatu permukaan benda
menjadi lebih indah. Gambar dekoratif berupa gambar hiasan yang perwujudannya
tampak rata, kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang tidak terlalu
ditonjolkan.
Untuk memperoleh
objek gambar dekoratif, perlu dilakukan deformasi atau penstiliran alami.
Bentuk-bentuk objek di alam disederhanakan dan digayakan tanpa meninggalkan
bentuk aslinya. Misalnya, bunga, hewan, tumbuhan yang digayakan. Kesan tentang
bunga, hewan, tumbuhan harus masih ada pada motif itu. Berikut contoh motif
dekoratif.
a. Motif Abstrak
Motif abstrak
merupakan motif yang tidak dikenali kembali objek asal yang digambarkan atau
memang benar-benar abstrak karena tidak menggambarkan objek-objek yang terdapat
di alam maupun objek khayalan gubahan objek alam serta tidak menggunakan unsur
tulisan yang terbaca. Motif abstrak di sini menggunakan bentuk yang lebih
bebas, bukan geometris. Berikut ini contoh motif abstrak.
6. Teknik
Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak Ada beberapa teknik pembuatan
produk kerajinan dari bahan lunak. Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan
yang digunakan.
Adapun teknik
yang dapat digunakan untuk membuat karya kerajinan dari bahan lunak antara lain
membentuk, menganyam, menenun, dan mengukir.
a. Membentuk
Teknik membentuk
biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari tanah liat. Macam-macam
teknik membentuk antara lain seperti berikut.
1) Teknik Coil
(Lilit Pilin)
Cara pembentukan
dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik
pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan.
Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh para seniman
dan perajin keramik.
2) Teknik Putar
Teknik
pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris
(bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini
sering dipakai oleh para perajin keramik. Perajin keramik tradisional biasanya
menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel).
Para perajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang
sama seperti gentong dan guci.
3) Teknik Cetak
Ada dua teknik
pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu: sekali cetak (cire verdue),
dan cetak berulang. Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan
sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak berulang (bi valve),
ialah teknik mencetak yang dapat memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan
bentuk dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah gips,
seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan
untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan
produksi massal, seperti alat alat rumah tangga: piring, cangkir, mangkok, dan
gelas.
b. Menganyam
Teknik menganyam
dapat digunakan untuk pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak dengan
karakteristik tertentu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan
dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil
seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon
pisang, enceng gondok. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam:
keranjang, tikar, topi, dan tas.
c. Menenun
Teknik menenun
pada dasarnya hampir sama dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya pada alat
yang digunakan. Untuk anyaman, kita cukup melakukannya dengan tangan (manual)
dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita
menggunakan alat yang disebut lungsin dan pakan. Pada beberapa daerah di
wilayah Nusantara terdapat kesamaan teknik namun berbeda
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bahan lunak alami adalah bahan lunak yang diperolah
dari alam sekitar dan cara pengolahannya juga secara alami tidak dicampur
maupun dikombinasi dengan bahan buatan. Bahan lunak buatan adalah bahan untuk
karya kerajinan yang diolah menjadi lunak. Beragam karya kerajinan dari
bahanlunak buatan dapat dibuat berdasarkan bahan yang digunakan.
Untuk membuat produk kerajinan, diperlukan perencanaan
yang matang, misalnya produk kerajinan pakaian. Dalam perancangan produk
kerajinan pakaian, diperlukan berbagai interaksi ilmu pengetahuan, misalnya
pengetahuan tentang kebiasaan masyarakat (antropologi dan sejarah), ukuran
badan (antropometri), ukuran pakaian (standardisasi), bentuk dan perhiasan
(pendidikan moral: etika, gaya hidup), pengetahuan bahan (fisik), teknik
pembuatan (rekayasa), perhitungan biaya produksi (akuntansi), promosi
(publikasi), pemasaran (marketing), kemasan (desain), dan ilmu yang lainnya.
Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih
menitikberatkan pada nilai-nilai estetika, keunikan (craftmanship),
keterampilan, dan efisiensi. Sementara dalam pemenuhan fungsinya, lebih
menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis),
misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur, dan sandang.
DAFTAR PUSTAKA
•
http://kursusjahityogya.blogspot.co.id/2016/01/4ergonomiskerajinanbahankeras.html
•
http://coretan-berkelas.blogspot.com/2014/11/unsur-estetika-dan-ergonomis-produk.html
•
http://materidesaingrafis.blogspot.co.id/2016/10/unsur-estetika-dan-ergonomis-dari.html
No comments:
Post a Comment