BENCANA ALAM TSUNAMI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Hirobbil Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu dan dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata
pelajaran PLH tentang BENCANA
ALAM TSUNAMI.
Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT
sebagai amal ibadah dan akan diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda.
Dan penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan khususnya untuk teman-teman di sekolah dan masyarakat pada umumnya.
Haurgeulis,
Desember 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................ 1
C.
Tujuan.................................................................................................. 1
D. Manfaat
Penulisan............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A.
Pengertian Tsunami............................................................................. 2
B.
Penyebab Tsunami............................................................................... 3
C.
Menghadapi Tsunami.......................................................................... 6
D. Historis
Tsunami.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP................................................................................................ 10
A.
Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 11
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagian besar dari bumi adalah samudra atau lautan
yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di bumi, diantara
pulau-pulau yang terpisah satu dengan yang lainnya pasti dikelilingi oleh air.
Oleh karenanya pengetahuan mengenai ilmu geologi dan oceanografis tentang
samudra dan laut dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya
termasuk manusia.
Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum
kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai bencana alam yang ditimbulkan oleh
gelombang pasang laut yang besar atau tsunami dan cara memprediksinya. Dari hal
ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat
terbatas bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini juga merupakan bukti
bahwa Allah Maha Besar, Maha Kuasa,Maha Mengetahui atas segalanya dan kita
tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat terbatas ini.
B.
Rumusan Masalah
1)
Apa tsunami itu?
2)
Bagaimana terjadinya tsunami?
3)
Bagaimana dampak tsunami dan persiapan
menghadapi tsunami?
C.
Tujuan
1)
Mendeskripsikan apa tsunami itu.
2)
Mendeskripsikan terjadinya tsunami.
3)
Mendeskripsikan dampak tsunami dan persiapan
menghadapi tsunami.
D.
Manfaat Penulisan
Agar kita
mengetahui lebih dalam karakteristik dan mekanisme tsunami serta persiapan
untuk menghadapi tsunami baik dalam tahap waspada, persiapan, saat terjadi, dan
setelah tsunami terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tsunami
Tsunami (berasal dari Bahasa Jepang: Tsu = pelabuhan, Nami = gelombang, secara
harafiah berarti “ombak besar di pelabuhan”) yang artinya adalah perpindahan
badan air atau gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif.
Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut
yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan
tiba-tiba(Pond and Pickard, 1983) atau dalam arah horizontal (Tanioka and
Satake, 1995).
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh
gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut,
longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat
merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah
tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami
dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan
pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter.
Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di
tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun
hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga
mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan
kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena
Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh
aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak
apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban
jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian,
tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang
pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad
ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian
masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. Geologi, geografi, dan
oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai “gelombang laut seismik”.
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis,
dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang
ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini
mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan
tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah
menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific
Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat
ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang
membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di
Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja
terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam.
B.
Penyebab Tsunami
1.
Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadinya gangguan yang
menyebabkan perpindahan sejumlah besar air atau ombak raksasa, letusan gunung
api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami
adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan
dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya
aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar
yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman
laut dimana gelombang terjadi, yang kecepatannya bisa mencapai ratusan
kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi
kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang
dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga
beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami
akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai
beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat
terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah
subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta
runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat
menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi.
Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis
atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup
besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
2.
Penyebab terjadinya tsunami
Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya
tsunami. Faktor penyebab terjadinya
tsunami itu adalah:
Gempa bumi yang berpusat dibawah laut, Meskipun
demikian tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami.
Gempa bumi dibawah laut yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami adalah gempa
bumi dengan kriteria sebagai berikut
·
Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
·
Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan
laut.
·
Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
·
Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal
(sesar naik atauturun).
Letusan gunung berapi, letusan gunung berapi dapat
menyebabkan terjadinya gempa vulkanik. Tsunami besar yang terjadi padatahun
1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda.
Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10-11 April 1815
juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku. Indonesia
sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk berapi)
dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.
Longsor bawah laut, longsor bawah laut ini terjadi
akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini
mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran
bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide.
Hambatan meteor laut, jatuhnya meteor yang berukuran
besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.
3.
Rambatan Tsunami
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda,
tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan rambat tsunami
mencapai 500 – 1000km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang
namun ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika gelombang tsunami ini
sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per jam, namun
ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya banyak orang
yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru
mengetahui tsunami telah terjadi ketikatiba di daratan dan menyaksikan
kehancuran mengerikan yang disebabkan olehtsunami.
4.
Tanda-tanda akan terjadi Tsunami
Tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggir pantai adalah :
1)
Air laut yang surut secara tiba-tiba.
2)
Bau asin yang sangat menyengat.
3)
Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara
gemuruh yang sangatkeras.
C.
Menghadapi Tsunami
1. Persiapan
Menghadapi Tsunami
·
Mengetahui pusat informasi bencana, seperti
Posko Bencana, Palang Merah Indonesia, Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah,
tempat kerja, atau tempat lain yang beresiko. Mengetahui wilayah dataran tinggi
dan dataran rendah yang beresiko terkena Tsunami.
·
Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan
Tsunami, kenali hotel, motel, dan carilah pusat pengungsian. Adalah penting
mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk setelah peringatan dikeluarkan.
·
Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu
tempat yang mudah dibawa (ransel punggung), di dekat pintu.
·
Siapkan peersediaan makanan dan air minum untuk
pengungsian.
·
Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
·
Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan
pengungsian.
·
Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari
pihak yang berwenang atas penyebaran informasi tentang tsunami.
·
Jika hanya ada sedikit waktu sebelum datang
tsunami,segera mencari pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
dengan segera.
·
Carilah tempat yang tinggi dan aman dari
gelombang tsunami,atau mengikuti rute dan tempat yang suah ditetapkan oleh
pihak yang berwenang.
·
Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika
terjadi kerusakan pada tempat Anda berada,bila ingin menyelamatkan harta benda
carilah yang mudah dan ringan dibawa.
·
Pastikan tidak ada anggota keluarga yang
tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat
Anda untuk pergi bersama-sama.
·
Jika tsunami terjadi pada saat Anda sedang
menyetir kendaraan, cepat keluar dan cari tempat yang tinggi dan aman.
2. Cara
penanggulangan Tsunami
Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :
·
Melaksanakan evakuasi secara intensif.
·
Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
·
Melakukan terus pencarian orang hilang, dan
pengumpulan jenazah.
·
Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan
resuplay serta pendistribusian
·
logistik yang diperlukan.
·
Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar
daerah atau kota.
·
Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh
puing dan lumpur.
·
Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan
bencana dan gunakan pula dengan
·
tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar
negeri.
·
Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil
society.
3. Upaya
Penyelamatan diri saat terjadi Tsunami
·
Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini
tidak datang setiap saat. Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi
kenyamanan menikmati pantai dan lautan.
·
Jika berada di sekitar pantai, terasa ada
guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar
laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau
bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
·
Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di
tengah laut serta mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan
mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
·
Jika gelombang pertama telah datang dan surut
kembali, jangan segera turun ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang
berikutnya akan menerjang.
·
Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan
pertolongan pertama pada korban. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada
guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar
laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau
bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
·
Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di
tengah laut serta mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan
mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
·
Jika gelombang pertama telah datang dan surut
kembali, jangan segera turun ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang
berikutnya akan menerjang.
·
Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan
pertolongan pertama pada korban.
D. Historis
Tsunami
·
1 November 1755, setelah gempa bumi kolosal
menghancurkan Lisbon, Portugal dan pegunungan di Eropa, orang menyelamatkan
diri dengan menggunakan perahu. Namun Tsunami akhirnya menyusul. Peristiwa
mengerikan secara bersamaan tersebut membunuh lebih dari 60 ribu orang.
·
27 Agustus 1883, letusan gunung Krakatau memicu
terjadinya tsunami yang menenggelamkan 36 ribu orang Indonesia yang berada di
pulau Jawa bagian barat dan utara Sumatera. Kekuatan gelombang mendorong 600
ton blok terumbu karang menuju tepi pantai bersama dengan arus tsunami yang
besar.
·
15 Juni 1896, gelombang setinggi 30 meter,
disebabkan oleh gempa bumi menyapu pantai timur Jepang. Sebanyak 27 ribu orang
menjadi korban.
·
1 April 1946, tsunami April Fool, dipicu sebuah
gempa yang terjadi di Alaska, membunuh 159 orang, dan kebanyakan berada di
kepulauan Hawaii.
·
9 Juli 1958, diingat sebagai tsunami terbesar
yang pernah dicatat oleh masa modern, Gempa di Teluk Lituya Alaska disebabkan
oleh tanah longsor yang awalnya dipicu oleh gempa bumi berskala 8,3 skala
richter. Gelombang sangat tinggi, tetapi karena wilayah tersebut relatif
terisolasi dan kondisi geologinya unik maka tsunami tidak menyebabkan banyak
kerusakan. Tapi hanya menenggelamkan satu perahu dan membunuh dua orang
·
22 Mei 1960, salah satu gempa besar yang
tercatat manusia terjadi di Chile sebesar 8,6 skala richter, menciptakan
tsunami yang menerjang pantai Chile dalam waktu kurang dari 15 menit. Gelombang
setinggi 25 meter membunuh 1500 orang di
Chile dan Hawaii,menjadi tsunami yang cukup besar.
·
27 Maret 1964, dikenal sebagai gempa bumi Good
Friday Alaska, dengan kekuatan sekitar 8,4 skala richter menggulung dengan
kecepatan 400 mil per jam tsunami di Valdez Inlet dengan ketinggian 6,7 meter,
membunuh lebih dari 120 orang.Sepuluh orang yang menjadi korban di kota Crescent,
di utara California, yang sempat menyaksikan gelombang setinggi 6,3 meter
·
23 Agustus 1976, sebuah tsunami di barat daya
Filipina membunuh 8 ribu korban jiwa akibat gempa bumi yang terjadi 30 menit
setelah adanya gempa.
·
17 Juli 1998, sebuah gempa berkekuatan 7,1 skala
richter menyebabkan tsunami di Papua Nugini yang membunuh 2200 orang dengan
sangat cepat.
·
26 Desember 2004, gempa kolosal dengan kekuatan
9,1 dan 9,3 skala richter setinggi 3,5 meter mengguncang Indonesia dan membunuh
230 ribu jiwa, sebagian besar karena tsunami. Gempa tersebut dinamakan sebagai
gempa Sumatera-Andaman dan tsunami yang terjadi kemudian dikenal sebagai
tsunami lautan Hindia. Gelombang yang terjadi menimpa banyak belahan dunia
lain, sejauh hingga Nova Scotia dan Peru.
·
2006 – 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami
terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21
meter di Pulau Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan
berasal dari selatan kota Ciamis
·
2007 – 12 September, Bengkulu, Memakan korban
jiwa 3 orang. Ketinggian tsunami 3-4 m.
·
2010 – 27 Februari, Santiago, Chili,yang memakan
korban jiwa yang tidak sedikit.
·
2010 – 26 Oktober, Kepulauan Mentawai,
Indonesia,yang meluluh-lantahkan sebagian besar kepulauan Mentawai dan memakan
banyak korban jiwa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh
gempa bumi , tanah longsor atau letusan gunung berapi yang terjadi di laut.
Terjadinya Tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan
yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air meluap ke daratan, seperti
letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah
akibat gempa bumi bawah laut.
Dampak Tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan
parah dan banyak menelan korban jiwa dan harta benda sehingga perlu adanya
upaya untuk menghadapi tsunami baik dalam keadaan waspada,persiapan,saat
terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.
B.
Saran
Untuk mengantisipasi datangnya tsunami yang sampai
saat ini belum bisa diprediksikan dengan tepat kapan dan dimana akan terjadi
maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
·
Selalu waspada dan memantau dengan aktif
informasi tentang bahaya tsunami dari pihak yang berwenang terhadap adanya
potensi tsunami terutama penduduk yang bermukim didekat pantai.
·
Menentukan tempat-tempat berlindung yang tinggi
dan aman jika terjadi tsunami.
·
Menyediakan persediaan makanan dan air minum
untuk keperluan darurat dan pengungsian.
·
Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat
diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian seperti
perlengkapan P3K atau obat-obatan..
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bmg.go.id/mekanisme_tsunami.
Diakses 5 Desember 2010
http://www.etipsbali.wordpress.com/persiapan_menghadapi_tsunami.
Diakses 5 Desember 2010
http://www.sayakasihtahu.com/peristiwa_tsunami.
Diakses 5 Desember
http://www.wikipedia.com/tsunami.
Diakses 5 Desember 2010 2010
http://makalahkokoruyukngehe.blogspot.com/2017/04/makalah-tentang-bencana-tsunami.html
No comments:
Post a Comment