Saturday, December 8, 2018

PROTOZOA => PHYTOPHTHORA



PHYTOPHTHORA

A.    GAMBAR


B.     HABITAT
Tanaman inang dari P. infestans adalah kentang dan tomat. P. infestans berasal dari pegunungan Andes sebelah utara, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, Eropa, dan seluruh dunia (Pracaya, 2004). Akhir-akhir ini, sebaran populasi P. infestans yang beragam telah dilaporkan dari berbagai wilayah di Eropa, Amerika Serikat, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan, tetapi laporan dari Asia masing sangat terbatas. Di Indonesia, mating type A2 juga telah ditemukan (Nishimura et al., dalam Purwanti, 1998).  


C.    REPRODUKSI
Phytophthoras dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual. Pada banyak spesies, struktur seksual belum pernah diamati, atau hanya telah diamati dalam perkawinan laboratorium. Dalam homothallic spesies, struktur seksual terjadi dalam kultur tunggal. heterotolik spesies telah kawin strain, ditunjuk sebagai A1 dan A2. Ketika dikawinkan, antheridia memperkenalkan gamet ke oogonium, baik oleh berlalunya Oogonium melalui antheridium (amphigyny) atau oleh antheridium melekat pada proksimal (rendah) setengah dari Oogonium yang (paragyny), dan serikat memproduksi Oospora. Seperti binatang, tapi tidak seperti Jamur paling benar, meiosis adalah gamet, dan inti somatik diploid. Aseksual (mitosis) jenis spora yang klamidospora, dan sporangia yang memproduksi zoospora. Klamidospora biasanya bulat dan berpigmen, dan mungkin memiliki dinding sel menebal untuk membantu dalam perannya sebagai struktur bertahan hidup. Sporangia dapat dipertahankan oleh subtending hifa (non-caducous) atau ditumpahkan mudah oleh angin atau air ketegangan (caducous) bertindak sebagai struktur bubaran. Juga, sporangia dapat melepaskan zoospora, yang memiliki dua seperti flagela yang mereka gunakan untuk berenang menuju tanaman inang.


D.    KLASIFIKASI
Domain:
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Phytophthora

E.     PERAN
Jamur Phytophthora infestans termasuk salah satu jamur yang dapat merusak lingkungan terutama pada areal perkebunan kentang dan tomat karena merupakan penyebab penyakit busuk daun kentang atau tomat. Bila busuk daun menjarah areal kentang, sangat fatal akibatnya. Kerugian 30-40% jelas akan diderita petani. Apalagi jika terlambat mengendalikannya, praktis tanaman akan hancur (Anonim3, 2001).
Penyakit ini mempunyai makna sejarah yang penting di Eropa, karena pada periode 1830-1845 telah menimbulkan kerusakan pada pertanaman kentang di Eropa dan Amerika. Kerusakan yang ditimbulkan penyakit tersebut telah menimbulkan kelaparan besar di Irlandia yang mengakibatkan ratusan ribu penduduk meninggal. Peristiwa ini dikenal dalam sejarah sebagai The Great Famine (Romero dan Erwin; Semangun, dalam Purwanti, 1989). Sejak saat itu, penyakit ini telah menjadi kendala utama produksi kedua komoditas pertanian tersebut di dunia, terutama di daerah yang beriklim sejuk dan lembab (Mehrotra, dalam Purwanti, 1980). Pada kentang, patogen hawar daun mula-mula dideskripsi di Perancis pada tahun 1845 oleh Montagne dan pada tomat oleh Payen tahun 1847. Pada tahun 1876, setelah melakukan penelitian selama bertahun-tahun, Anton de Bary mengukuhkan nama patogen P. infestans (Mont.) de Bary (Sherf dan Macnab, dalam Purwanti, 1986) sebagai penyebab penyakit hawar daun pada kentang. Penyakit hawar daun sangat merusak dan sulit dikendalikan, karena P. infestans merupakan jamur patogen yang memiliki patogenisitas beragam (Purwanti, 2002).

No comments:

Post a Comment