MAKALAH
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Hirobbil Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu dan dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata
pelajaran tentang “Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia”
Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT
sebagai amal ibadah dan akan diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda.
Dan penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
pembaca guna penyempurnaan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan khususnya untuk teman-teman di sekolah dan masyarakat pada umumnya.
Haurgeulis, Desember 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................ 2
1.4 Tujuan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia ............................ 3
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran Flora dan Fauna....... 5
BAB III PENUTUP........................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 10
3.2 Kritik dan Saran................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keanekaragaman flora dan fauna di
suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan
yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah
hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin
dan lembab. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yng menetap, memiliki dinding sel
yang terdiri atas selulosa dan sumber bahan mkanan dari gas dan air, melalui
bantuan klorofil dalam cahaya. Tumbuhan di permukaan bumi sebaagaai obyek
kajian bagi ahli geografi tumbuhan.
Proses migrasi pada tumbuhan di
pengaruhi factor kemampuanya berevolusi, kemampuanyaa dalam menyesuaiakan
dirinya untuk mempertahankan hidupnya, melakukan persebaran untuk tumbuh dan
hidup seperti spora yang terbang di tiup angin, dan sifat yang dimiliki
kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara luas.
Dalam suatu wilayah tertentu selalu
terjadi populasi satu species dengan species lainya senantiasa terjdi suatu
interksi baik secaara langsung maaupun tidak langsung. Dengan demikian
terjadilah suatu kehidupan komunitas atau kelompok suatu kehidupan. Jenis-jenis
fauna tertentu dipengaruhi keberadaannya oleh keadaan tumbuh-tumbuhan.
Sedangkan tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh iklim. Keadaan fauna di tiap-tiap
daerah atau bioma, tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang dapat diberikan
daerah tersebut untuk memberi makan. Iklim berpengaruh secara langsung atau
tidak langsung terhadap penyebaran fauna.
Dukungan kondisi suatu wilayah
terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan
faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim
(suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk
faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam Makalah ini akan dirumuskan beberapa hal
mengenai :
a.
Persebaran Flora di Indonesia
b.
Persebaran Fauna di Indonesia
c.
Faktor yang mempengaruhi penyebaran
Flora dan Fauna
1.3 Batasan Masalah
Dalam Makalah kali ini penulis hanya
membatasi permasalahan seputar Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia dan
faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran flora dan Fauna di Indonesia.
1.4 Tujuan
Tujuan dari Makalah ini, siswa
diharapkan mengerti dan mampu menyebutkan flora dan fauna di Indonesia dan
penyebarannya serta faktor-faktornya sehingga siswa tahu dan mau menjaga
kelestarian flora dan fauna di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Persebaran flora dan fauna di
wilayah Indonesia
Di wilayah Indonesia tumbuh
ribuan jenis pohon (flora) dan hidup bermacam-macam hewan atau binatang
(fauna). Flora dan fauna Indonesia dibedakan menjadi tiga, yaitu flora dan
fauna asiatis, peralihan (asli), dan australis. Flora dan fauna asiatis
ditemukan di Indonesia bagian barat. Flora dan fauna australis ditemukan di
Indonesia bagian timur. Flora dan fauna di Indonesia bagian tengah merupakan
flora dan fauna asli Indonesia. Pembagian ini didasarkan hasil penelitian
penelitian Alfred Russel Walace dan Max Wilhelm Carl Weber.
a.
Pesebaran flora di Indonesia
Tanah yang subur menyebabkan
berbagai jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia. Flora
Indonesia terdiri dari sekitar 4.000 jenis pohon, 1.500 jenis paku-pakuan, dan
5.000 jenis anggrek.
1. Flora Indonesia barat
Flora Indonesia bagian barat
meliputi berbagai jenis tanaman yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan,
dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat
memiliki persamaan dengan tumbuhan yang terdapat di Asia. Jenis-jenis tumbuhan
yang ada di Indonesia bagian barat sebagai berikut : pinus, kamper, meranti,
kayu besi, kayu manis, beringin, dan raflesia jati meranti, mahoni, beringin,
pinang, bunga anggrek, dan bugenvil ramin, kamper, meranti, besi, jelutung,
bakau, pinus, dan rotan markisa, rambutan, duku, durian, manggis, kemenyan,
salak, bambu, karet, kelapa sawit, dan rotan nangka, tumbuhan jamu, jarak,
kina, jambu, durian, salak, dan cempedak langsat, rambutan, dan durian
2. Flora Indonesia tengah
Flora Indonesia tengah meliputi
tumbuhan yang terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara
terdapat padang rumput alami yang baik untuk daerah peternakan. Penyebabnya
adalah curah hujan yang rendah. Jenis tumbuhtumbuhan atau flora Indonesia
tengah adalah sebagai berikut :eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan
beberapa jenis bunga anggrek jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa
jenis bunga anggrek sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu
putih, dan anggrek
markisa, jati, dan rotan lada, sorgum, cokelat,
cengkeh, salak, dan jeruk bali sagu, gandaria, kayu putih
3. Flora Indonesia timur
Flora Indonesia bagian timur
adalah tumbuhan yang hidup di pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis
tanaman yang sering dijumpai di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba
dan obi. Di daerah dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau.
b. Pesebaran
fauna di Indonesia
Hewan yang hidup di wilayah
Indonesia termasuk hewan asiatis (Indonesia Barat), australis (Indonesia
Timur), hewan yang memiliki sifat campuran, dan hewan asli Indonesia. Beberapa
hewan yang terdapat di Indonesia termasuk hewan langka sehingga perlu
dilindungi
1. Fauna Indonesia barat
Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis
hewan yang terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil
di sekitarnya.
2. Fauna Indonesia tengah
Fauna yang terdapat di Indonesia tengah adalah
jenis fauna peralihan antara fauna asiatis dan fauna australis. Selain itu juga
terdapat fauna asli Indonesia. Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai jenis
hewan yang terdapat di pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara. 3. Fauna
Indonesia timur
Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna
yang ditemukan di Papua, Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia
timur bercorak australis.
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebaran Flora dan Fauna
Pada bagian awal telah
dikemukakan bahwa tidak seluruh wilayah di muka bumi dapat dihuni oleh makhluk
hidup. Berdasarkan hasil penelaahan kondisi fisik wilayah, diperkirakan hanya
sekitar 1/550 bagian dari muka bumi yang berpotensi sebagai lingkungan hidup.
Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi antara
lain faktor klimatik, edafik, fisiografi, dan biotik.
a. Faktor
Klimatik
Kondisi iklim merupakan
salah satu faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna.
Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang
senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sudah
tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu,
persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari jumlah
maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi
kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap
persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan
udara, angin, dan tingkat curah hujan.
1) Suhu
Permukaan bumi mendapatkan energi panas
dari radiasi matahari dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap
wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis, menerima
penyinaran matahari setiap tahunnya relatif lebih banyak jika dibandingkan
dengan wilayah-wilayah lainnya. Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis
lainnya yang mempengaruhi tingkat intensitas penyinaran matahari antara lain
kemiringan sudut datang sinar matahari, ketinggian tempat, jarak suatu wilayah
dari permukaan laut, kerapatan penutupan lahan dengan tumbuhan, dan kedalaman
laut. Perbedaan intensitas penyinaran matahari menyebabkan variasi suhu udara
di muka bumi.
Kondisi suhu udara sangat berpengaruh
terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki
persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi
yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya. Misalnya, flora dan fauna yang
hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi
terhadap perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam jika dibandingkan
dengan flora dan fauna tropis.
Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu
udara tidak terlalu dingin atau panas merupakan habitat yang sangat baik atau
optimal bagi sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan
salah satu kendala bagi makhluk hidup.
Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi
suhu udara adalah salah satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai
dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Oleh karena
itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama dengan kondisi iklimnya,
seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun, dan
vegetasi pegunungan tinggi.
2) Kelembapan Udara
Selain suhu, faktor lain yang
berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka bumi adalah kelembapan.
Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara.
Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan
di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang
kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di
atas lahan dengan kadar air yang tinggi.
Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
a)
Xerophyta, yaitu jenis
tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan hidup yang kering atau gersang
(kelembapan udara sangat rendah), seperti kaktus dan beberapa jenis rumput
gurun.
b)
Mesophyta, yaitu jenis
tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembap, seperti anggrek dan
jamur (cendawan).
c)
Hygrophyta, yaitu
jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang basah, seperti eceng
gondok, selada air, dan teratai.
d)
Tropophyta, yaitu
jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim kemarau dan
penghujan. Tropophyta merupakan flora khas di daerah iklim muson tropis, seperti
pohon jati
3) Angin
Di dalam siklus hidrologi, angin
berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat memindahkan uap air atau awan
dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini menguntungkan bagi kehidupan
makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di atmosfer ke berbagai
wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme akan air dapat
terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan membantu proses
penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.
4) Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan
vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber daya air, tidak mungkin akan terdapat
bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi makhluk hidup yang menempati
biocycle daratan, sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan hidup berasal dari
curah hujan. Melalui curah hujan, proses pendistribusian air di muka bumi akan
berlangsung secara berkelanjutan. Sebagaimana telah Anda pelajari di kelas X,
bahwa titik-titik air hujan yang jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisan-
lapisan tanah dan menjadi persediaan air tanah, atau bergerak sebagai air larian
permukaan, kemudian mengisi badan-badan air, seperti danau atau sungai.
Begitu pentingnya air bagi kehidupan
mengakibatkan pola penyebaran dan kerapatan makhluk hidup antarwilayah pada
umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang
memiliki curah hujan tinggi pada umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh
aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan
wilayah yang relatif lebih kering.
Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial
dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh
kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna
dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat intensitas curah hujan pada suatu
wilayah akan membentuk karakteristik yang khas bagi formasi-formasi vegetasi
(tumbuhan) di muka bumi.
Karakter vegetasi yang menutupi hutan
hujan tropis sangat jauh berbeda dengan vegetasi yang menutupi kawasan muson,
stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di wilayah muson didominasi oleh tumbuhan
gugur daun untuk menjaga kelembapan saat musim kemarau. Wilayah gurun
didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap kekeringan. Kekhasan
pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan adanya hewan-hewan
yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu. Pada dasarnya tumbuhan merupakan
salah satu sumber bahan makanan (produsen) bagi hewan.
b. Faktor
Edafik
Faktor kedua yang
memengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi terutama tumbuhan
adalah kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah merupakan media tumbuh dan
berkembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung berpengaruh terhadap
tanaman adalah kesuburan. Adapun yang menjadi parameter kesuburan tanah antara
lain kandungan humus atau bahan organik, unsur hara, tekstur dan struktur
tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah. Tanah-tanah yang subur,
seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal bagi
pertumbuhan tanaman.
c. Faktor
Fisiografi
Faktor fisiografi yang
berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah ketinggian tempat dan bentuk
wilayah. Anda tentu masih ingat gejala gradien thermometrik, di mana suhu udara
akan mengalami penurunan sekitar 0,5o C–0,6o C setiap wilayah naik 100 meter
dari permukaan laut. Adanya penurunan suhu ini sangat berpengaruh terhadap pola
persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab organisme memiliki keterbatasan daya
adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, jenis
tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda dengan yang hidup pada
wilayah dataran tinggi atau pegunungan.
d. Faktor
Biotik
Manusia adalah
komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan flora dan fauna di
suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan
kehidupan flora dan fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari,
manusia berusaha mengolah dan memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya
semaksimal mungkin, walaupun terkadang dapat merusak kelestarian alam.
Misalnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam waktu yang
relatif singkat manusia mampu mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman
dan areal pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap
kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam periode jangka
waktu yang lama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makhluk hidup di dunia
sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan
keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati adalah keragaman antar organisme
makhluk hidup dari semua sumber yang ada di bumi yang mencakup keanekaragaman
di dalam spesies, antara spesies dan dari ekosistem. Setiap sistem lingkungan
memiliki keanekeragaman hayati yang berbeda-beda.
Keanekaragaman flora
dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu.
Persebaraan keanekaragaman hayati di bumi tidak merata. Pengaruh kondisi suatu
wilayah terhadap persebaran flora dan fauna dapat berupa faktor-faktor abiotik
dan faktor biotik. Yang termasuk faktor abiotik adalah iklim (suhu, kelembaban
udara, angin), tanah, dan topografi, serta faktor geologi. Sedangkan yang
termasuk biotik adalah Aktivitas manusia, hewan dan Tumbuhan. Wilayah tropis
akan cenderung memiliki keanekaragaman hayati yang lebih bervariasi
dibandingkan dengan wilayah dengan iklim lainnya
3.2 Kritik dan
Saran
Semoga dengan adanya
makalah ini pembaca dan penulis tahu dan memahami tentang penyebaran Flora dan
Fauna di Indonesia serta kita dapat melestarikan lingkungan, baik Flora maupun
Fauna di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Broer, Wijnand dan
Schaick, Jolanda van. 2007. Biodiversity a GRI Reporting
-
Resource. Global
Reporting Initiative
-
Obando, Joy Apiyo dan
Makokha, George Lukoye. 2005. Physical Geography III.
-
Nairobi: Kenyatta
University
-
Qodratullah, Ghozali.
( 18 juli 2013 ). Faktor yang mempengaruhi persebaran
-
flora dan fauna.
Message posted to
-
http://ghozaliq.com/2013/07/18/faktor-vang-mempengaruhi-persebaran-
-
flora-dan-fauna/
-
Sumardi, dkk. 2009.
Geografi lingkungan fisik dan sosial SM A/M A. Jakarta: Pusat
-
Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional